Ini sebuah kisah ketidak samaan pengetahuan dan kpahaman seorang awam dng prilaku seorang yg mmpunyai tingkat dan derajat yg tinggi disisi Allah SWT.
Dalam prjalananny yg panjang sampailah musa pada tempat dimaksud yaitu merupakan pertemuan dua lautan,disinilah dia bertemu seorang yg sholeh,yaitu khidlir yang telah diberi wahyu kenabian,serta diberi ilmu mukasyafah.
Nabi musa menginginkan nabi khidlir itu sebagai gurunya,dia ingin menimba ilmu darinya.Disamping itu juga nabi musa ingin mengetahui ilmu Allah SWT telah karuniakan kepada nabi khidlir,tetapi jawaban nabi Khidlir termaktub dlm suroh Al Kahfi ayat 67,yang artinya:
“Sesungguhnya kamu sekali-kali tidak akan sanggup sabar denganku” Demikianlah jawaban nabi khidlir kepada nabi Musa yang begitu singkat.Yang jadi tanda tanya,mengapa nabi khidlir masih meragukan seoran nabi yang bernama Musa?.
Karena nabi Musa belum diberikan ketajaman hati,serta kedalaman berpikir untuk menangkap hal-hal yang bersifat rahasia.
Kemudian Musa menjawab sebagai mana telah dijelaskan dalam Q.S Al Kahfi ayat 69, yang artinya:
“Insya Allah kamu akan mendapati aku sebagai orang yang sabar,dan aku tidak akan menentangmu dalam urusan apapun”
Itulah jawaban nabi musa sekaligus untuk meyakinkan Nabi Khidlir,sampai akhirnya Nabi khidlir menerima Musa namun dengan satu syarat lagi terdapat dalam Q.S Al Kahfi ayat 70,yang artinya:
“Jika kamu mengikutiku maka janganlah kamu menanyakan kepadaku tentang sesuatu apapun sampai aku sendiri menerangkan kepadamu”.
Akhirnya nabi musa menyetujui syarat tersebut.
Setelah keduanya menyetujui syarat tersebut,maka keduanya melakukan perjalanan dan akhirnya memulai untuk menguji akan kesabaranan janji Musa.pertama ketika mereka menaiki perahu, khidlir melobangi perahu tersebut,bukankah perahu itu milikorang sama sekali tidak berdosa,dan apakah nantinya tidak akan menenggelamkan semua yang ada di perahu tersebut.
Karena banyak pertanyaan dlm hati,akhirya Musa mengkritik dan menyalahkan atas perbuatan khidlir tersebut,sebagaimana dijelaskan dalam Q.S Al-Kahfi ayat 71,yang artinya:”Mengapa kamu melubangi perahu itu yang akibatnya kamu menenggelamkan penumpangnya? Sesungguhnya kamu telah berbuat ruatu kesalahan yang besar”.
Namun apa jawaban nabi khidlir kepada Musa” bukankah aku telah berkata,sesungguhnya kamu sekali-kali tidak akan sanggup sabar bersamaku”
mendengar jawaban tersebut Musa diam,dan sadar dan akhirnya berjanji lagi,untuk tidak bertanya-tanya lagi hingga khidlir menjelaskan semuanya.
Akhirnya mereka melanjutkan perjalanan,ditengah perjalanan mereka bertemu seorang anak,anak itu didekatinya hingga akhirnya khidlir membunuh anak itu yang tiada salah atau dosa apapun.
Lalu Musa berkata,
yang artinya:
“mengapa kamu bunuh seorang anak kecil suci,bukan karena dia membunuh orang lain sesungguhnya kamu telah melakukan suatu perbuatan yang mungkar”.
Lagi-lagi khidlir menjawab sama hal pertama.akhirnya musa sadar bahwa dia masih belum mengerti dan awam,tidak akan mengerti akan tindakan aneh yang dikerjakan oleh khidlir yang sudah dekat dengan Allah.
Maka musa berkata,yang artinya:
“Jika aku bertanya kepadamu tentang sesuatu sesudah ini,maka janganlah kamu memperbolehkan aku menyertaimu, sesungguhnya kamu sudah cukup memberikan ma’af kepadaku”.
Lalu mereka melanjutkan perjalanan,yang tak lama kemudian mereka mendapatkan sebuah rumah dengan dinding yang hampir roboh,melihat itu,lalu khidlir membetulkan dinding tersebut,dengan tindakan tersebut musa jadi bingung dan makin tidak mengerti.”Jika kamu mau niscaya kamu mengambil upah untuk itu”kata musa.
Khidlir hanya tersenyum,tiga dari kejadian sudah diberikan,akan tetapi Musa sama sekali belum mengerti akan rahasia tersembunyi dari peristiwa tersebut. Akhirnya khidlir berkata yang artinya:
“Inilah perpisahan antara aku dan kamu,aku akan memberitahukan kepadamu maksud dari perbuatanku yang kamu tidak sabar terhadapnya.”
pertama : adapun perahu itu kepunyaan orang-orang miskin yang kerja di laut,dan aku merusaknya,karena dihadapan mereka ada raja yang akan merampas setiap perahu.
Kedua : adapun anak itu kedua orang tuanya adalah mukmin,dan aku khawatir anak itu akan mendorong kedua orang tuanya pada kesesatan dan kekafiran. Dan Aku menghendaki supaya tuhan mereka(Allah) mengantikan dengan anak yang lebih suci,dan sayang kepadanya.
Ketiga : adapun rumah itu kepunyaan dua anak yatim dikota itu,dan dibawahnya ada harta benda simpanan untuk mereka berdua,sedangkan ayahnya orang sholeh.maka tuhanmu menghendaki agar mereka sampai dewasa dan mengeluarkan simpanannya itu sebagai rahmat dari tuhanmu dan aku melakukan ini bukanlah kemauanku sendiri.Demikianlah maksud dari perbuatanku yang kamu tidak tahu.”
Demikianlh hikayah Khidlir dan Musa
Semoga kita dapat mengambil hikmahnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar